FBB
KEB

IHB

Di Balik Keindahannya, Bangunan Bersejarah Menyimpan Risiko Kelistrikan Tersembunyi

 

bangunan bersejarah
Hotel Majapahit yang dulu bernama hotel Yamato (foto : grid.id)

Dibalik keindahan bangunan bersejarah, terdapat tantangan besar dalam hal modernisasi, terutama pada sistem kelistrikan.

Bangunan bersejarah tidak hanya memiliki nilai arsitektur, tetapi juga menyimpan cerita penting dalam perjalanan suatu kota atau bangsa. Di Indonesia, bangunan heritage seperti museum, gedung kolonial, hingga hotel bersejarah masih aktif digunakan hingga saat ini.

Namun, di balik keindahannya, terdapat tantangan besar dalam hal modernisasi, terutama pada sistem kelistrikan. Tidak seperti bangunan modern, bangunan bersejarah membutuhkan standar kelistrikan yang berbeda agar tetap aman tanpa mengorbankan keaslian struktur.

Karakter Bangunan Lama yang Tidak Dirancang untuk Listrik Modern

Sebagian besar bangunan bersejarah dibangun pada era ketika listrik belum digunakan secara masif. Material seperti kayu tua, bata merah tanpa tulangan, serta dinding kapur memiliki daya tahan yang berbeda terhadap panas dan arus listrik. Jika instalasi listrik modern diterapkan tanpa penyesuaian, risiko kerusakan struktur hingga kebakaran menjadi sangat tinggi.

Oleh karena itu, standar kelistrikan bangunan bersejarah menuntut pendekatan khusus, mulai dari pemilihan kabel, sistem proteksi arus, hingga metode pemasangan yang tidak merusak elemen asli bangunan.

Studi Kasus: Hotel Yamato Surabaya

Salah satu contoh bangunan bersejarah yang masih berfungsi hingga kini adalah Hotel Yamato Surabaya, yang kini dikenal sebagai Hotel Majapahit. Bangunan ini tidak hanya menjadi ikon sejarah peristiwa perobekan bendera, tetapi juga contoh nyata bagaimana modernisasi harus berjalan berdampingan dengan pelestarian.

Dalam proses perawatan dan renovasi sistem kelistrikannya, pengelola bangunan heritage seperti Hotel Yamato tidak bisa sembarangan memilih komponen. Dibutuhkan perencanaan matang, termasuk pemilihan material pendukung dari penyedia alat teknik Surabaya yang memahami kebutuhan bangunan tua. Ketersediaan komponen kelistrikan yang sesuai standar keselamatan sekaligus ramah terhadap struktur lama menjadi faktor krusial agar bangunan tetap aman digunakan tanpa kehilangan nilai historisnya.

Pembatasan Renovasi dan Jalur Instalasi

Bangunan bersejarah umumnya dilindungi oleh regulasi cagar budaya yang membatasi perubahan struktur. Membobok dinding untuk jalur kabel baru sering kali tidak diperbolehkan. Inilah alasan mengapa standar kelistrikan berbeda diterapkan, seperti penggunaan jalur kabel terbuka dengan desain klasik, sistem conduit tersembunyi non-permanen, atau teknologi kelistrikan berdaya rendah.

Pendekatan ini memastikan bahwa instalasi dapat diperbaiki atau dilepas kembali tanpa merusak bangunan asli.

Pemilihan Kabel Listrik yang Lebih Ketat

Salah satu aspek terpenting dalam sistem kelistrikan bangunan bersejarah adalah pemilihan kabel listrik. Kabel yang digunakan harus memiliki daya tahan tinggi terhadap panas, tidak mudah rapuh, dan memiliki perlindungan isolasi yang baik.

Karena itu, pengelola bangunan heritage biasanya hanya menggunakan merk kabel listrik terbaik yang telah memenuhi standar keselamatan nasional maupun internasional. Pemilihan kabel berkualitas bukan sekadar soal efisiensi daya, tetapi juga investasi jangka panjang untuk meminimalkan risiko korsleting dan kebakaran pada bangunan bernilai sejarah tinggi.

Pengendalian Beban Listrik

Bangunan bersejarah tidak dirancang untuk menopang beban listrik besar seperti AC sentral, lift modern, atau peralatan elektronik berdaya tinggi. Standar kelistrikan yang berbeda diterapkan dengan membagi zona listrik, membatasi kapasitas beban, serta menambahkan sistem proteksi seperti MCB, ELCB, dan grounding khusus.

Langkah ini bertujuan menjaga stabilitas arus listrik sekaligus melindungi struktur bangunan dari dampak panas berlebih.

Menjaga Estetika dan Keaslian Bangunan

Selain faktor keamanan, standar kelistrikan bangunan bersejarah juga mempertimbangkan estetika. Saklar, stop kontak, dan armatur lampu modern yang terlalu mencolok dapat merusak tampilan interior bangunan lama.

Karena itu, instalasi listrik biasanya disesuaikan dengan desain klasik, baik dari segi warna, bentuk, maupun penempatan. Dengan begitu, sistem kelistrikan tetap berfungsi optimal tanpa mengganggu karakter visual bangunan.

Kelistrikan Aman, Warisan Sejarah Tetap Terjaga

Bangunan bersejarah membutuhkan standar kelistrikan yang berbeda karena keterbatasan struktur, material yang sensitif, risiko kebakaran, serta kewajiban menjaga nilai keaslian. Contoh seperti Hotel Yamato Surabaya menunjukkan bahwa modernisasi kelistrikan harus dilakukan secara hati-hati, mulai dari pemilihan penyedia alat teknik hingga penggunaan merk kabel listrik berkualitas tinggi.

Dengan penerapan standar kelistrikan yang tepat, bangunan bersejarah dapat terus digunakan secara aman dan nyaman tanpa kehilangan identitas sejarahnya.

Semoga bermanfaat.


Posting Komentar

Terima Kasih sudah berkunjung dan berkomentar dengan baik. Mohon sebutkan nama atau akun google-nya ya

Untuk yang menyertakan link hidup atau tanpa identitas, mohon maaf, komennya tidak akan di ditampilkan :) Terima kasih
Kumpulan Emak Blogger (KEB)
Kumpulan Emak Blogger (KEB)
Female Blogger of Banjarmasin
Female Blogger of Banjarmasin