FBB
KEB

IHB

Turning 48 dan The Lesson I've Learned A Long The Way !

 

with beloved daughter


Masih beberapa hari bahkan minggu menuju 48 tahun, Namun rasanya tak sabar ingin menuliskannya !!

Kalau ada yang bertanya, apa rasanya beranjak dewasa dan menua? Hmmm..apa ya jawabnya? susah mendefinisikan apa yang dirasakan.Yang jelas perasaannya campur aduk.Namun yang paling dominan adalah ketakutan, Ketakutan umur yang makin berkurang dan sudah mendekati akhir :(, ketakutan hidup yang tak berkembang, ketakutan beranjak tua tanpa teman, ketakutan ditinggalkan banyak orang dan berbagai jenis ketakutan lainnya.

Namun di sisi lain, banyak hal yang sangat wajib disyukuri, salah satunya adalah nikmat masih diberi kehidupan yang normal. Tidak kaya raya melintir memang tetapi  keluarga kecil yang baik ,kompak dan saling support sungguh suatu karunia yang bahkan tidak bisa dinilai dengan uang berapapun.

Hal lain yang disyukuri adalah, masih banyak ruang dalam diri yang ternyata bisa berkembang. Salah satunya melalui bangku kuliah S2 yang sedang dijalani. Segitu menyenangkan ternyata belajar hal baru, walau terkadang merepotkan. Bahkan aku curiga sudah jadi AI enthusiast akhir-akhir ini :) apapun hal baru tentang AI yang seorang teman ajarkan, kok tiba-tiba jadi ingin mencobanya :) apalagi begitu banyak memberi kemudahan. MasyaAllah ! 

Rasa syukur lainnya adalah tentang beberapa pertemanan dewasa ternyata juga tak buruk-buruk amat seperti kata orang. Apalagi di sebuah kota kecil dengan tingkat individualtas yang rendah, ternyata not bad. Beberapa teman yang entah bagaimana ceritanya jadi circle baru kehidupan. Teman diskusi, teman jajan dan jalan sekaligus kadang menjadi teman olahraga di Sabtu pagi , amazing. 

Atau teman lama, yang tetap ada dan hidup, meskipun entah kapan berjumpa lagi. Semua terasa sebuah anugerah yang tak bisa dilukiskan dalam kata-kata. Alhamdulillah.

**

Usia 48 tentu bukan usia muda lagi !! kalau ada yang menganggap masih muda atau memuji tampak muda, sudah pasti itu berbohong haha. Eh, tapi memang ngga ada yang memuji juga si haha. Yang ada panggilan "ibu" sudah melekat.Alhamdulillah, memang ibu-ibu bgt haha. Haa, tapi kok ada yang memanggil kakak atau mbak, wah,kalian pura-pura beranggapan kita seumuran? nyatanya nggak ya guys...ayo sadar dikit, kita nggak seumuran :)

Yang jelas usia 48 makin menyadarkanku akan banyak hal. Salah satunya bagaimana mengelola kekecewaan dan kegagalan. 

Kalau orang lain sibuk bercerita keberhasilannya, aku harus mengakui, aku tak bisa menceritakan banyak hal soal keberhasilan dan kesuksesan. Hidupku adalah hari-hari yang kadangkala, jujur, tanpa harap lebih lagi. Sebuah hidup yang ternyata aku jalani, hanya karena aku ingin hidup itu tetap ada, tetap berjalan, dan minim impian lagi.

Hidup juga hanya sekedar bertahan dan menjalani apa yang disediakan-Nya. Mungkinkah ada hal baru lagi? barangkali bisa saja terjadi. Namun harapan itu tak sebesar dulu lagi, tidak tahu apa penyebabnya. Lebih pesimis sekarang? sepertinya jawabnya iya. Yang kemarin puncaknya, aku buang semua catatan harapan dan doa yang sering kulantunkan. Karena apa? ya karena harapan itu ternyata sudah semakin sedikit dan hampir punah.

Kadangkala, ada masa, aku merenung lagi. Mau apa? mau bagaimana?  Apa lagi yang harus diupayakan? ada beberapa ide. Namun kemudian ide tersebut terbang bersama angin yang melitasi hari-hari yang berjalan cepat. Dan kini aku akhirnya tahu jawabnya. Yang aku butuhkan hanya keikhlasan. menjalani yang bisa aku jalani dengan baik, kemudian mengikhlaskan semuanya sesuai jalan-Nya

***

usia 48 tahun juga mengajarkan jangan pernah berekspektasi berlebihan kepada manusia manapun.siapapun dia, sebaikapapun hari ini dan kemarin. Mencintai secukupnya, membenci seperlunya, dan mengandalkan-Nya harus seutuhnya. Pada akhirnya yang dijalani hari ini, adalah hasil doa-doa di masa lalu yang diwujudkanNya. dan barangkali doa hari ini yang terlihat tanpa jawaban, akan ada hasilnya di masa yang akan datang.

Tapi, titik apakah yang sedang aku cari? kemanalah ujung langkah yang pelan ini? kadang jadi pertanyaan besar.

Yang jelas aku kini sangat paham : bila memungkinkan akan berlari kencang.Bila tidak cukup berjalan cepat.Tidak bisa juga, aku akan rehat sejenak dan kemudian melanjutkan perjalanan, walau pelan saja. Ah yang penting kan sampai.Tak pelru lagi rasanya terlalu buru-buru.

Pada akhirnya hidup memang menawarkan banyak kesempatan. tapi jangan lupa, tantangan di luar sana juga luar biasa. Tetap waspada dan berhati-hati.

Hai aku, semoga kembali bersemangat di usia baru ini.Semakin memahami, tanpa perlu men-judge . lebih berhati-hati lagi dalam berpikir dan betindak.

Bismillah

"karena hidup bukan soal durasi, tapi soal kontribusi "   


-- btw ternyata di hari ultah, pas jadwal SEMPRO -- 


Lebih lamaTerbaru

Posting Komentar

Terima Kasih sudah berkunjung dan berkomentar dengan baik. Mohon sebutkan nama atau akun google-nya ya

Untuk yang menyertakan link hidup atau tanpa identitas, mohon maaf, komennya tidak akan di ditampilkan :) Terima kasih
Kumpulan Emak Blogger (KEB)
Kumpulan Emak Blogger (KEB)
Female Blogger of Banjarmasin
Female Blogger of Banjarmasin