FBB
KEB

IHB

Mencari Pekerjaan? Pilih Green Jobs

 

14 Januari 2021 mungkin tak pernah dilupakan oleh sebagian besar warga Banjarmasin khususnya dan Kalsel pada umumnya. 

 

Jam 3 dini hari, ditengah hujan deras, air tiba-tiba sudah masuk ke dalam rumah dan itulah banjir terbesar yang pernah kami alami, warga Kalimantan Selatan (Kalsel).

 

Kami sebenarnya adalah anak-anak sungai. Anak-anak yang sedari kecil memang sudah akrab dengan air dan sungai. Bagaimana tidak, wilayah Kalsel memang identik dengan sungai dan air.

 

peluang kerja green jobs

 

 

Mungkin, bagi kalian suatu kenehan, ketika mengetahui di bawah rumah kami ada air dan rumahpun bisa dibuat lubang-lubang untuk me-unjun atau memancing ikan yang ada di bawah lantai rumah (yang biasanya terbuat dari kayu atau kayu ulin). Tapi bagi kami, itu bukan hal aneh sama sekali.

 

Kami juga akrab dengan air yang pasang pada sore sampai malam hari. Air yang tiba-tiba memenuhi halaman rumah dan kemudian hilang lagi pada esok harinya.

 


 

green job indonesia
wilayah air (dokumentasi pribadi)

Sewaktu saya kecil, bahkan, hampir semua aktivitas kehidupan bersentuhan dengan sungai. Di sungai-sungai kami biasanya dibangun batang dari bambu yang diikat (semacam rakit), dan diatasnya juga dibangun jamban. Setiap pagi, ibu-bu ramai-ramai ke batang (semacam lanting di sungai) untuk mencuci baju. 

 

Sementara anak-anak berceburan mandi di sungai.Uniknya, kalau ada perahu motor, klotok (perahu dayung) dan speed boat ketika lewat, batang akan bergoyang-goyang. Ini hiburan tersendiri buat kami, anak-anak sungai.

 

Walau sudah banyak yang mempunyai fasilitas MCK di rumah, tetap saja melakukan aktivitas di sungai-sungai yang saat itu masih luas, bersih dan mengalir dengan lancar.

 

Namun, waktu berlalu cepat. Perubahan terjadi dimana-mana juga sampai ke pelosok Kalsel. Kini, sangat jarang orang yang melakukan aktivitas MCK di sungai. Tentu hal ini positif. Pemerintah berhasil mendidik masyarakat untuk mempunyai MCK yang lebih bersih dan permanen di rumah masing-masing. Alhamdulillah.

 

Tapi di sisi lain, perubahan juga banyak terjadi. Sungai semakin menyempit di beberapa wilayah, bahkan yang dulu bisa dilewati klotok, sudah tidak bisa dilewati lagi. Beberapa bahkan sudah menjelma menjadi semacam selokan besar, yang bahkan penuh sampah.

 

Menyedihkan. Silih berganti gubernur, walikota, bupati dalam kampanyenya seringkali menjanjikan sungai yang lebih baik. Drainase yang lebih tertatata. Namun, nyatanya sama saja. Kota seribu sungai itu sudah berubah. Bukan hanya di Banjarmasin tapi juga hampir di seluruh wilayah Kalsel. 

 

Banjir Kalsel 2021

 

Banjir itu akhirnya benar-benar terjadi. Sesuatu yang tidak pernah terpikirkan oleh siapapun. Bahkan oleh kami, orang tua kami, saudara-saudara yang seumur-umur tinggal di Kalsel.

Apalagi bila melihat sungai yang masih luas, apa iya tidak cukup menampung air? Itu pikiran kami. Tapi ternyata kami salah besar. Alam telah menunjukkan bukti nyatanya. 

 

Walhi Kalsel mencatat banjir yang melanda Kalsel bukan hanya masalah hujan atau meluapnya sungai Barito, seperti banyak yang digembor-gemborkan. Banjir terjadi karena Kalsel darurat ruang dan darurat bencana ekologis. 

 

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Indonesia Kalimantan Selatan Kiswoto Dwi Cahyono Kisworo, seperti dikutip dari Tempo juga mengatakan Kalsel dengan luas 3,7 juta hektare, ada 13 kabupaten kota, 50 persen Kalsel sudah dibebani izin tambang 33 persen dan perkebunan kelapa sawit 17 persen belum Hutan Tanaman Industri (HTI) dan Hak Pengusaha Hutan (HPH).

 

Kerusakan ekologis di Kalsel memang luar biasa. Catatan Walhi Kalsel, hingga 2020 saja ada 814 lubang tambang . Lubang tambang ini bekas tambang 157 perusahaan batu bara yang beroperasi di Kalsel. Bayak lubang yang ditinggal tanpa reklamasi. 

 

Selain itu yang memperparah adalah banyaknya lahan hutan yang berubah menjadi perkebunan kelapa sawit, yang seperti kita ketahui, mengurangi daya serap tanah.

 

Saatnya beralih ke Energi Terbarukan

 

 
pekerjaan yang termasuk kategori green jobs
Batubara Kalsel (dok:Radar Banjarmasin)

Musibah banjir di Kalsel 2021 mungkin sedikit contoh bagaimana lokasi tambang bukan hanya merusak lingkungan dalam jangka panjang. Tetapi juga mengurangi sumber daya yang tidak dapat diperbaharui lagi atau energi fosil.

 

Batubara, yang merupakan bahan baku utama Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) terbukti merusak manusia dan lingkungan. Batubara juga dipercaya mengeluarkan partikel PM 2,5 yang udah masuk ke tubuh manusia dan jangka panjang bisa saja menyebabkan penyakit berbahaya seperti kanker. 

 

Selain itu yang menyedihkan, Indonesia tidak ada aturan khusus menangani pencemaran udara akibat pertambangan. Indonesia juga tidak pernah memantau polusi yang ditimbulkan oleh PLTU.

 

Lubang tambang batubara yang dibiarkan begitu saja seperti yang terjadi di Kalsel misalnya juga sangat membahayak bukan hanya bagi lingkungan tapi juga nyawa manusia. Sayangnya perusahaan yang melakukan pertambangan, masih banyak yang enggan melakukan reklamasi wilayah tambangnya.

 

Seperti tren di berbagai belahan dunia, Indonesia sendiri sudah lama sebenarnya sudah merencanakan penggunaan energi terbarukan yang lebih banyak di masa depan.

 

DBS Group Research misalnya pernah merilis hasil penelitiannya yang menyebutkan pada 2030 konsumsi batubara global turun 25% sedangkan energi terbarukan di tingkat global akan mengingkat 15% (2016) menjadi 22% ( 2030).

 

Indonesia sendiri melalui blueprint energi baru dan terbarukan menargetkan penggunaan energi baru terbarukan penggunaannya mencapai 23% di 2025.Sayangnya hingga saat ini, riilnya pembangkit listrik masih menggunakan batubara. 

 

Padahal Indonesia disebut-sebut memiliki sumber daya non fosil yang cukup melimpah. Sebut saja panas bumi, energi matahari, energi angin dan lainnya. Energi terbarukan ini selain lebih ramah lingkungan dan bebas polusi, juga tidak akan habis dan bersifat berkelanjutan bila memang dikelola dengan baik (sustainable energy).

 

Saat ini ,sudah banyak sebenarnya masyarakat yang menggunakan energi terbarukan secara mandiri.Khususnya di kota-kota besar di Indonesia. Misalnya dengan memasang panel surya pada atap. Dengan cara ini pemilik rumah dapat menyediakan listrik secara mandiri bagi penghuni rumah.

 

Sayangnya cara ini memang masih memerlukan investasi yang cukup mahal. Terutama pada awal pemasangannya. Sehingga, yang menggunakan masih kalangan yang sangat tebatas.

 

Green Jobs , Pekerjaan Ramah Lingkungan


peluang generasi z di green jobs

 

Potensi pemanfaatan energi terbarukan di masa depan juga menimbulkan peluang tersendiri. Peluang tersebut adalah soal green jobs. Green Jobs sejalan dengan berkembangnya green industri.

 

Apa sebenarnya green jobs? Green jobs, istilah yang digunakan oleh International Labour Organization (ILO) adalah ragam pekerjaan yang berhubungan ekonomi hijau. Pekerjaan-pekerjaan ini merupakan bagian dari ekonomi berkelanjutan dan mampu melestarikan lingkungan.

 

Pekerjaan ini menjadi  tren di masa depan sejalan dengan visi misi pemerintah yang memang menggiatkan pembangunan ekonomi hijau.

 

Ragam pekerjaan yang masuk dalam kategori green jobs ini tentu saja sangat beragam. Jenis pekerjaan ini diharapkan melindungi dan merestorasi ekosisten, minimalisasi sampah dan polusi, memperbaiki pemakaian energi dan efisiensi bahan baku, membatasi emisi gas rumah kaca dan masih banyak lagi manfaatnya.

 

Hampir segala sektor industri mempunyai peluang untuk menjadi grean jobs. Contoh green jobs misalnya adalah para eco arsitek yang selama ini mendesain rumah konvensional, kemudian kini sudah banyak yang menawarkan konsep rumah minimalis dan lebih hijau.

 

Dan respon masyarakat ternyata cukup bagus. Dengan konsep hijau, rumah menjadi lebih nyaman, bebas banjir, mendapat pencahayaan matahari yang cukup bahkan mungkin bebas gempa karena memang di desain menggunakan bahan bangunan yang lebih ramah lingkungan.

 

Potensi pekerjaan lain yang menjanjikan di masa depan adalah industri energi terbarukan. Green jobs Indonesia juga  menjadi peluang bagi generasi Z Indonesia. Apalagi dunia memang sedang gencar-gencarnya mengkampanyekan isu lingkungan yang lebih bersih dan bebas polusi.

 

Salah satunya seperti yang disinggung diatas tadi adalah mengurangi penggunaan energi fosil dan beralih ke energi terbarukan.Walau harus diakui, peralihan ke energi terbarukan maih memerlukan tantangan yang tidak sedikit. Mulai dari regulasi, biaya hingga riset yang harus maksimal.

 

Namun green jobs tetap menjanjikan peluang di masa depan. Tentu saja masing-masing individu dengan pekerjaan dan profesinya masing-masing bisa berkontribusi pada energi hijau ini.

 

Green Jobs seperti apa yang cocok bagi kalian? Yuks bekerja yang bukan hanya menghasilkan cuan tapi juga memberi kontribusi sosial dan lingkungan.Tentu sesuaikan dengan bakat dan minat ya. 

.

Bagaimana, sudah siap dengan peluang green jobs?

 

#EnergiMuda

#KolaborAksi

 

 

Tulisan ini merupakan kompetisi Blog yang diadakan oleh Coaction Indonesia bekerjasama dengan beberapa komunitas

 


Posting Komentar

Terima Kasih sudah berkunjung dan berkomentar dengan baik. Mohon sebutkan nama atau akun google-nya ya

Untuk yang menyertakan link hidup atau tanpa identitas, mohon maaf, komennya tidak akan di ditampilkan :) Terima kasih
Kumpulan Emak Blogger (KEB)
Kumpulan Emak Blogger (KEB)
Female Blogger of Banjarmasin
Female Blogger of Banjarmasin