FBB
KEB

IHB

Terima Kasih Orang Baik

 

Di masa pandemi  seperti sekarang, saling tolong menolong sangat dibutuhkan. Alhamdulillah, dimana-mana  terasa bertemu dan melihat  banyak orang baik.

 


 

 

 

Terima kasih orang baik -- Sekitar 3 bulan lalu, seorang kawan baik berpulang. Dia – teman kantor dulu --  adalah kepala rumah tangga dan istrinya sudah lama resign dari pekerjaannya. Intinya teman ini, beneran andalan keluarganya. Stroke dadakan yang dialami akhirnya merengut nyawanya pada usia 51 tahun !

Jadilah istri dan dua anaknya yang masih kuliah semester awal  dan satu lagi masih duduk di bangku SMP, harus ditinggalkannya.

Takdir Tuhan memang nggak  bisa ditolak. InshaAllah ada jalan keluar yang baik, khususnya bagi kedua anak almarhum yang jalannya terasa masih panjang. Pasca kematian teman ini, sag istri mulai merintis usaha dagangnya.

Alhamdulillah, seorang teman mengusulkan  untuk membantu biaya sekolah anak kedua teman tadi dengan cara patungan tiap bulan. Jadi menyisihkan dari gaji teman-teman setiap tgl 1 kemudian dikirimkan untuk biaya pendidikan.kalau tidak salah sudah dua bulan ini terlaksana.

“InshaAllah sampai Andrea usai sekolah, kita upayakan terus membantu,” ujar teman tadi.  Saat ini katanya patungannya memang belum begitu banyak. Apalagi memang masa pandemi, pendapatan jauh menurun. Tapi inshaAllah, terus istiqomah, kata teman tadi. Kereeeen..

Seorang teman yang lain, bela-belain mengumpulkan sumbangan teman-temannya tia bulan. Uangnya dibelikan beras untuk anak-anak penghapal Quran. Luar biasa dedikasinya. Tampaknya, berapapun kebutuhannya pasti selalu tercukupi.

**

Suatu pagi, seorang kakek tua berjalan tertatih. Tampaknya dia seorang pengemis. Seorang ibu muda yang sedang melaju dengan motornya  berhenti dekat si kakek.Tampaknya memberi sejumlah uang dengan spontan.

Dari kejauhan, seorang remaja yang sedang memesan sate dan lontong, meronggoh kantong bajunya. Membeli  lebih menu sarapan pagi itu. Segera berlari mengejar sang kakek yang sudah mulai membelokkan jalannya menuju sebuah komplek perumahan elit.

Ia memberikan sebungkus makanan yang tadi dibelinya. Sang kakek mencium makanan tersebut. Seakan sudah sangat lama tidak bersua dengan wanginya sate dan lontong.

**

Setiap pagi jumat, kebaikan orang-orang semakin terasa. Dimana-mana orang membagian nasi. Bahkan ada yang membuka counter bertuliskan : silakan diambil bagi yang membutuhkan.

Beberapa yang lain berkeliling kemana-mana. Tujuannya berbagi buat yang tak punya. Khususnya menyambut keberkahan pagi Jum’at. masyaAllah.

**

Orang kaya dan berlebihan kan mereka semua? Saya rasa tidak semuanya kaya dan berlebih. Mereka hanya orang-orang baik yang selalu ingin berbagi.

Siapa mereka?

Mereka barangkali bukan orang yang tabungannya puluhan juta, ratusan juta bahkan miliaran. Bahkan bisa jadi gaji mereka ngepas saja namun inshaAllah tidak pernah berkekurangan.

Mereka bukan yang punya tas, jam dan sepatu ber merek. Bukan pula yang tiap minggu sanggup liburan, ketika dulu pandemi belum menyerang.

Mereka juga bukan mereka yang butuh popularitas hanya dengan menyumbang ke panti asuhan dan kemudian viral.

Mereka orang-orang biasa, yang tampak sangat ikhlas dan tulus. Bahkan beberapa diantaranya tak pernah membuka helm dan maskernya ketika berbagi. Mengapa? Karena mereka gak ingin dikenali siapapun. Bahkan barangkali merasa malu bila ketahuan teman atau tetangganya.   

**

Hai, kalian orang-orang baik, tahukah kalian, memang tak semua kebaikan harus terekpos. Memang ada yang selalu mencatat diam-diam diatas sana. Niat kalian pastilah sungguh mulia.

Tapi saya ingin bilang sih. Tak semua juga harus kalian sembunyikan. Siapa tau apa yang sudah kalian lakukan menginspirasi lebih banyak orang lagi berbuat baik.Bukankah ketika banyak kebaikan dimana-dimana, sekecil apapun langkah itu, akan berdampak besar? Wow, menarik membayangkannya.

Hai, orang-orang baik, terus saja lah berbuat baik. Menyebarkan banyak kebaikan, baik sembunyi-bunyi ataupun terang-terangan. Tak masalah.  Kalau ada yang bilang, “wah coba kalau bulan puasa atau Muharram kemarin, pasti dibantu,”

Hmmm..opini saya sih.. terlalu lama buat mereka menunggu buat  bulan puasa dan Muharram hanya untuk dapat kebaikan kalian Ayo, secepatnya berbuat kebaikan. Bukankah kita tak tahu sampai kapan bisa berbagi dan menyebarkan lebih banyak kebaikan lagi?

Eniwei, terima kasih para orang baik.

InshaAllah dengan kalian yang tetap baik, masa depan kehidupan yang lebih baik akan bisa diwujudkan bersama-sama. Mari saling tolong menolong dan tetap menjadi orang baik.

Terima kasih buat kalian yang juga sudah menginspirasi saya.   

4 komentar

Terima Kasih sudah berkunjung dan berkomentar dengan baik. Mohon sebutkan nama atau akun google-nya ya

Untuk yang menyertakan link hidup atau tanpa identitas, mohon maaf, komennya tidak akan di ditampilkan :) Terima kasih
  1. Alhamdulillah masih banyak orang baik di dunia ini, yang mau sedekah biarpun sedikit yang penting ikhlas.

    Kadang memang yang suka sedekah bukan yang duitnya banyak banget tapi yang kehidupannya cukup. Mungkin ia dulu pernah kekurangan jadi setelah hidupnya agak cukup kau melihat ada orang kekurangan jadi hatinya tersentuh.

    Tapi ada juga yang kaya tapi rajin sedekah sih. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya kereen juga yang kaya,tp tetap rajin sedekah.salut deh

      Hapus
    2. Iya bener mbak.

      Apalagi tahun 2019 kemarin, banyak yang rajin sedekah ngasih duit pakai amplop.

      Waktu ngasih bilang, jangan lupa ya mas, pilih aku dari partai ini nomor sekian.😂

      Hapus
Kumpulan Emak Blogger (KEB)
Kumpulan Emak Blogger (KEB)
Female Blogger of Banjarmasin
Female Blogger of Banjarmasin