![]() |
ilustrasi kegiatan renovasi rumah (foto : rumah123) |
Banyak orang tergoda menambah ruang dengan membangun loteng tambahan secara mandiri, tanpa bantuan tukang. Selain bisa menghemat biaya, aktivitas ini juga memberi kepuasan tersendiri bagi pecinta DIY (Do-It-Yourself). Tapi, membangun loteng bukan perkara ringan. Kesalahan kecil bisa berdampak besar, mulai dari ketidaknyamanan hingga risiko kecelakaan kerja atau kerusakan struktural.
Sebelum mulai proyek DIY ini, simak dulu 7
kesalahan paling umum yang sebaiknya Anda hindari:
1. Tidak Memeriksa Kekuatan Struktur
Rumah
Kesalahan fatal yang kerap terjadi adalah
mengabaikan daya dukung bangunan utama. Tidak semua rumah dirancang untuk
menopang beban tambahan. Membuat loteng tanpa perhitungan struktur bisa
berisiko ambruk, terutama jika digunakan untuk menyimpan barang berat atau
dijadikan kamar tidur.
Solusinya, lakukan pengecekan struktur
lantai dan dinding, atau konsultasikan minimal sekali dengan ahli sipil sebelum
membangun.
2. Tangga yang Tidak Aman dan Curam
Tangga menuju loteng sering kali dibuat
seadanya, terlalu curam, sempit, atau bahkan licin. Ini sangat berbahaya,
terutama jika loteng akan digunakan oleh anak-anak atau lansia. Pastikan tangga
memiliki ukuran tapak yang proporsional dan dilengkapi pegangan tangan.
3. Minim Ventilasi dan Sirkulasi Udara
Karena berada dekat atap, loteng rentan
terasa pengap dan panas. Kesalahan banyak orang adalah melupakan ventilasi yang
cukup. Akibatnya, ruangan terasa tidak nyaman meski sudah dibangun rapi.
Pertimbangkan jendela kecil, jalusi, atau exhaust fan sebagai solusi ventilasi
alami.
4. Instalasi Listrik Berantakan
Pemasangan instalasi listrik di loteng
tidak boleh asal-asalan. Kabel yang menggantung atau berserakan sangat
berbahaya. Gunakan kabel
tray besi untuk merapikan jalur kabel dan meminimalkan risiko korsleting.
Selain terlihat lebih rapi, penggunaan kabel tray juga memudahkan saat
perawatan di kemudian hari.
5. Mengabaikan Keamanan Saat Pengerjaan
Mengerjakan proyek di ketinggian seperti
membuat loteng sangat berisiko. Sayangnya, banyak yang tidak memakai alat
pelindung diri dengan alasan repot atau sekadar karena merasa “sebentar saja
kerjanya.” Padahal jatuh dari ketinggian bisa berakibat fatal.
Gunakan full body harness saat bekerja di area tinggi, terutama saat Anda memasang kerangka atap, plafon, atau struktur lantai.
Walaupun mengerjakan proyek loteng sendiri, Anda tetap harus waspada terhadap risiko jatuh, terutama saat bekerja dekat tepian atau di ketinggian. Jika full body harness terasa terlalu teknis untuk penggunaan rumahan, Anda bisa mempertimbangkan alternatif seperti pagar pengaman portabel atau tangga kerja dengan sistem pengunci agar tetap aman selama proses pemasangan.
6. Tidak Menentukan Fungsi Loteng Sejak
Awal
Apakah loteng akan difungsikan sebagai
gudang, ruang kerja, atau kamar tambahan? Setiap fungsi memerlukan pendekatan
desain berbeda. Loteng untuk tempat tidur harus memperhatikan pencahayaan,
sirkulasi, dan kenyamanan. Sementara untuk gudang, daya dukung lantai dan akses
menjadi prioritas utama.
Tanpa penentuan fungsi sejak awal, Anda
bisa membuang waktu dan biaya untuk renovasi ulang.
7. Lupa Mengurus Izin Renovasi
Jangan anggap enteng aspek legal. Meskipun
Anda hanya menambah satu ruang kecil di bagian atas rumah, beberapa wilayah
tetap mengharuskan izin renovasi, apalagi jika mengubah struktur bangunan.
Ketika tetangga komplain atau petugas datang memeriksa, bisa-bisa proyek rumah Anda
dihentikan atau dibongkar paksa.
Loteng Nyaman Bukan Sekadar Proyek, Tapi Investasi Jangka Panjang
Membangun loteng tambahan sendiri memang
bisa menjadi pengalaman menyenangkan dan menghemat anggaran. Namun,
keberhasilan proyek ini sangat bergantung pada ketelitian Anda dalam
merencanakan dan mengeksekusinya. Jangan anggap enteng setiap detail, mulai dari
struktur, keamanan, hingga fungsi ruang. Dengan persiapan matang dan eksekusi
yang cermat, loteng bukan hanya sekadar tambahan ruang, tapi bisa menjadi
investasi jangka panjang yang meningkatkan kenyamanan dan nilai rumah Anda.
Semoga bermanfaat.
wah saya baru tahu jika ada izin renovasi
BalasHapusStruktur bangunan harus menjadi pertimbangan utama ya
iya mas Djangkaru, izin renovasi dan izin tetangga perlu bila ada renovasi
HapusNaaah izin renovasi itu peniiiing. Dan aku yakin banyak orang ga tahu. Padahal jika struktur rumah berbeda dengan aslinya, plus ga ada izin, fatal akibatnya. Sama juga dengan minta izin tertulis ke tetangga jika ingin renovasi. Banyak yg ga ngelakuin pasti.
BalasHapusCuma kalo urusan mau bangun tambahan ruangan, itu aku serahin ke ahlinya. Suami juga ga bakal jago urus begituan mba hahahaha, yg ada aku kuatir strukturnya rapuh ntr 😅
iyalah kita serahkan ke ahlinya saja hihi.betul bgt, perizinan perlu bgt diperbaharui, apalagi kalau renovnya byk gt dan bikin rumah berubah.byk org yang gak tau yaaa ternyata..
Hapus