FBB
KEB

IHB

Mengatur Keuangan Bagi Pekerja Freelance


Mengatur keuangan pekerja freelance tidak semudah membalik telapak tangan. Apalagi dengan penghasilan yang tidak tetap, bahkan bisa jadi kosong sama sekali.

 
Sudah sekitar 8 tahun terakhir, saya dan suami memutuskan untuk menjadi pekerja freelance dalam bidang penulisan. Kami berdua dulunya mempunyai background yang sama, yaitu jurnalis ekonomi. Hanya kemudian beberapa tahun menjadi jurnalis kami memutuskan bekerja secara lepas saja. 




mengatur keuangan freelance



Saya kemudian lebih bekerja di rumah  sebagai pengelola sebuah website dan masih menulis lepas untuk sebuah media. Kemudian juga ditambah pekerjaan sebagai blogger. 
Sedangkan suami , bidang penulisannya agak beda. Dia lebih banyak di bidang penulisan buku biografy, annual report perusahaan dan kadang-kadang conten writer juga.

Dengan jenis pekerjaan lepas seperti ini, bisa dibayangkan kami jauh sekali dari kestabilan keuangan tiap bulan.  Penghasilan benar-benar naik turun. Kadang kala, ada sebuah “ proyek” besar yang nilainya bisa mencukupi kebutuhan hidup untuk 3 sampai 6 bulan kedepan. Namun ada kalanya penghasilan bulanan biasa-biasa saja bahkan ada yang 0 sama sekali.


 
mengatur keuangan bagi pekerja freelance
bekerja dari rumah (doc :pribadi)





 Tentu saja ini menjadi tantangan tersendiri buat kami. Apalagi anak-anak sudah beranjak sekolah dan memiliki kebutuhan tetap yang tak bisa ditawar-tawar. Sebut saja, bayar spp sekolah. 

Kebutuhan lain yang juga rutin tentu saja kebutuhan pokok, listrik ,pulsa. Sedangkan kebutuhan seperti rekreasi tentu saja hanya pilihan dan bisa menyesuaikan budget yang ada saja.

Keuntungan Jadi Freelancer

Sebelum cerita soal mengatur keuangan bagi pekerja lepas seperti kami, saya ingin cerita sedikit dulu soal nyamannya bekerja sebagai freelancer. Yang paling kami rasakan, bahkan jauh sebelum pandemi adalah soal fleksibilitas waktu. Banyak teman blogger saya yang juga melakoni pekerjaan sejenis ini tentunya. 

Bila pekerja tetap di perusahaan harus rela datang pagi ke kantor dan pulang sore bahkan malam, maka sebagai pekerja lepas,pastinya terbebas dari hal seperti ini. Menjadi pekerja lepas artinya bisa bekerja di mana saja dan kapan saja.

Soal dimana saja, di satu sisi memang menguntungkan, karena terbebas dari kemacetan jalanan pas pergi maupun pulang kerja. Kemudian lebih hebat juga di transportasi dan makanan. Namun di sisi lain, bekerja secara lepas, juga membutuhkan kekuatan mental dan fisik.

Kekuatan yang pertama adalah soal gangguan-gangguan ketika mengerjakan pekerjaan di rumah. Anak-anak bisa saja sangat mengganggu dan belum mengerti. Apalagi bila belum ada ruangan khusus untuk bekerja. Apalagi bagi pekerja perempuan yang sudah bekeluarga, menurut saya jauh lebih rumit lagi.

Kalau saya dulu ketika anak-anak masih ada yang batita dan sedang banyak proyek maka memilih untuk tetap mempekerjakan asisten rumah tangga (ART) di rumah. Jadi di waktu-waktu tertentu selama bekerja anak bisa diserahkan kepada ART dan kita cukup mengawasi saja. 

Di kesempatan lain, saya tak bekerja di rumah. Kadang di taman, kadang di cafe atau tempat yang kira-kira nyaman buat bekerja. Namun, ketika anak-anak sudah agak besar seperti sekarang, saya memilih untuk tidak mempekerjakan IRT lagi dan lebih bisa memilih waktu yang tepat untuk bekerja lepas. 

Kekuatan mental lain yang harus dipunyai oleh seorang freelancer adalah soal omongan orang atau keluarga besar. Banyak yang menganggap kita tidak bekerja alias pengangguran karena kebanyakan di rumah saja. Padahal jelas-jelas pekerjaan ini menghasilkan. Tinggal pintar-pintar kita saja mengatur keuangan dengan penhasilan yang tidak menentu tiap bulannya.

Pintar Atur Keuangan freelancer
 
mengatur keuangan freelancer
 
 
 
 
Mungkin sudah banyak dari kita yang mengetahui, pekerjaan freelancer tidak menjanjikan pendapatan tetap bulannya seperti halnya PNS atau kerjaan kantoran lainnya. Namun demikian, bukan berarti mereka yang bekerja sebagai freelancer tidak akan dapat mengatur keuangan bahkan ada kemungkinan tetap memperoleh kesuksesan yang sama dengan profesi lainnya.

Data BPS Februari 2019 menyebutkan data pekerja Indoneia adalah  129,36 juta penduduk Indonesia. Pekerja 35 jam per minggu 69,96%. Sedangkan  pekerja freelance tercatat 22,67% (paruh waktu) dan setengah pengangguran 7,37%.





 
Menurut Prita Ghozie, Perencana Keuangan sekaligus Pendiri ZAP Finance, dalam salah satu segmen di Kompas TV,  kebutuhan yang tetap adalah makan, listrik ,telpon dan transportasi. Inilah yang harus dipenuhi. Namun freelance,ujarnya,punya pemasukan yang tak pasti.

Prita mencontohkan, bila seseorang punya penghasilan Rp 1, 5 juta sampai 3,5 juta per bulan, maka kebutuhan dasarnya adalah Rp 1,5 juta saja. Nah, bila dalam sebulan dia mendapat lebih dari Rp 1,5 juta tersebut,maka harus segera ditabung,

Freelancer juga harus menyiapkan 12x pendapatan minimalnya sebagai dana cadangan bila tiba-tiba sepi job atau bahkan penghasilannya tidak sesuai.
Secara umum, ada tiga hal yang harus dilakukan para pekerja freelance untuk mengatur keuangannya :
1.     
         #.Atur pemasukan dan pengeluaran dengan baik
s   Soal mengatur keuangan sebenarnya bukan hanya kerjaan mereka yang berpenghasilan tidak tetap. Yang berpenghasilan tetappun harusnya demikian.Intinya harus mengetahui secara pati, pendapatan dan pengeluaran tetap bulanan. Agar tidak besar paak daripada tiang dong ya.


2.           #Miliki dana cadangan
I     Ini wajib bagi freelancer yang ingin mengatur keuangannya. Memiliki dana cadangan buat antisipasi bila di bulan-bulan mendatang tidak ada penghasilan atau berkurang.

        #Jangan lupa untuk proteksi diri melalui asuransi , bahkan sebaiknya mempunyai dana pensiun  
     Sebaiknya  tetap memiliki asuransi, minimal asuransi kesehatan buat proteksi. Untuk dana pensiun juga dianjurkan karena masa  depan kita tak tahu masih bisa bekerja atau tidak.
 
Pertanyaan selanjutnya, apa investasi yang tepat untuk pekerja freelance? Menurut Prita, untuk investasi debit langsung dari rekening secara bulanan tampaknya sangat susah. Namun bila mereka ingin berinvestasi, mereka bisa memilih investasi reksadana yang bisa dimulai dari Rp 100.000 atau membeli emas yang harganya terus meningkat.

Sampai disini dulu share aku tentang  mengatur keuangan pekerja freelance. Semga bermanfaat.

Posting Komentar

Terima Kasih sudah berkunjung dan berkomentar dengan baik. Mohon sebutkan nama atau akun google-nya ya

Untuk yang menyertakan link hidup atau tanpa identitas, mohon maaf, komennya tidak akan di ditampilkan :) Terima kasih
Kumpulan Emak Blogger (KEB)
Kumpulan Emak Blogger (KEB)
Female Blogger of Banjarmasin
Female Blogger of Banjarmasin